Friday, May 18, 2012

Terjanglah Badai itu

Suatu saat aku sdg menikmati Pagi dlm perahu keselamatanku Ɣğ sdg
berlabuh. Kulihat Tuhan di ruang pengemudi, Ia menatapku & berkata :
"Lepaskanlah tambatan tali itu & biarkan Aku membawa engkau ke
seberang. Sebab bukan rancanganKu engkau tertambat di sini".

Gelisah & kuatir aku menjawab : "Tuhan, bukankah lebih baik aku tetap
di sini ? Aku tdk akan melihat taufan & badai & aku dpt kembali ke
darat kapan pun aku mau".

Dgn lembut, Ia memegang tanganku, menatap mataku & berkata : "Jika
engkau tdk mengalami taufan & badai, engkau tdk akan pernah melihat
bagaimana Aku mengatasi semua itu. Engkau ĴüĞa tdk akan pernah
melihat, bahwa Aku berkuasa atas semua itu".

Dlm pergumulan, aku memandangi tali Ɣğ mengikat perahu. Di tali itu,
ku lihat αϑα rasa kuatir akan Keuangan, Pekerjaan, Kesehatan,
Kehidupan & masa depanku. Dlm hatiku aku bertanya, Tahukah Ia apa Ɣğ
aku inginkan ? Mengertikah Ia apa Ɣğ aku rindukan ?

Tuhan memelukku & berkata lembut : "Memang tdk semuanya akan sesuai
dgn apa Ɣğ kau inginkan, bahkan mungkin kebalikannya Ɣğ akan engkau
dptkan. Тαρĭ maukah kau percaya, bahwa rancanganKu adlh rancangan
damai sejahtera & masa depanmu adlh masa depan Ɣğ penuh harapan ?".

Ia memeluk & menangis bersamaku, lalu dgn berat aku melepas tali
perahuku. Ku lepaskan semua rasa kuatir itu dari hatiku. Ku taruh hak
atas masa depanku di tanganNya, aku tdk tahu bagaimana nanti masa
depanku, Тαρĭ aku percaya Ia sdh αϑα di sana.

Sambil menangis aku menatapNya & berkata : "Jadilah nakhoda dlm
hidupku & marilah kita berlayar bersama".

1 comment:

Terence said...

Great and lovely post.